Perkembangan AI sungguh sangat pesat. Jika semula adalah cuma chat saja sebatas teks, sekarang ini sudah merambah ke dunia yang lebih luas dan bahkan sesuatu yang sulit dibayangkan sebelumnya.
Satu hal yang saat ini menjadi sulit adalah bagaimana kita bisa membedakan sesuatu itu asli atau hasil rekayasa dan hasil generate dari teknologi AI. Penulis mencoba untuk membuat sesuatu yang sederhana, bagaimana AI bisa membuat sebuah foto. Penulis masuk ke situs https://www.artguru.ai/, kenapa ke artguru? karena Artguru ini memberikan kuota 8 buah gambar yang bisa digenerate gratis.
Penulis mencoba untuk memberikan deskripsi tentang sebuah pemandangan pedesaan tropis dengan latar belakang pegunungan. Hanya dalam beberapa detik, 2 buah foto dihasilkan. Foto ini nyaris sempurna, seolah – olah memang benar – benar ada di dunia nyata, bagi yang tidak tahu, pasti dianggap foto beneran yang diambil di suatu tempat.
Padahal sama sekali tidak ada, foto itu tidak ada di dunia nyata, hanya rekayasa AI yang telah mempelajari ribuan foto yang sudah ada sebelumnya dan kemudian dibuat foto baru.
Inilah yang terjadi hari ini, bahkan banyak berita – berita hoax dengan didukung foto yang seolah – olah benar terjadi. Kita yang kurang jeli pasti akan mudah percaya karena berita tersebut dilengkapi dengan foto. Beberapa waktu yang lalu, banyak bermunculan artikel tentang penangkapan seorang menteri dengan dilengkapi foto mantan meneri tersebut diborgol. Padahal hal tersebut sama sekali tidak benar. Tetapi menjadi seolah – olah benar karena ada foto ilustrasinya.
Kita sungguh memasuki dunia yang berbahaya, dimana konten asli dan konten palsu hadir beriringan tanpa ada filter sama sekali, semakin sulit bagi kita untuk benar – benar percaya, mana yang asli dan mana yang palsu.
lalu bagaimana sikap kita? Hati – hati adalah sikap yang benar. Beberapa orang “bersumbu pendek” seringkali langsung bereaksi atas berita yang diterimanya, bahkan share – share ke banyak tempat jika itu sesuai pendapatnya, padahal itu hoax dan bohong semata. Kita tidak perlu seperti itu, janganlah menjadi sumbu pendek yang mudah terbakar atas segala informasi yang kita terima.