Beberapa tahun lalu, dimana popularitas handphone melalui sms dan mms nya mulai meningkat, menjelang lebaran dan idul fitri merupakan momentum melonjaknya trafik sms dan mms karena banyaknya ucapan idul fitri dan lebaran yang dikirim. Kata – kata indah dan kata – kata mutiara saling dikirim melalui sms dan mms.
Di awal – awal kemunculan smartphone, sms dan mms mulai ditinggalkan kemudian beralih ke aplikasi chat seperti BBM, wechat dan termasuk juga whatsapp. Kata – kata indah dan kata – kata mutiara masih menjadi andalan. Bahkan ada situs – situs tertentu yang menyediakan kata – kata indah dan kata – kata mutiara yang bisa di unduh oleh penggunanya. Karena berbasis smartphone, gambar – gambar ucapan indah juga mulai bertebaran. Semakin lama semakin beragam dan berbentuk semacam kartu digital.
Tetapi itu dulu, beberapa tahun yang lalu. Sekarang? Kenyataan sekarang sudah berubah. kata – kata indah dan kata – kata mutiara terasa lebay dan tidak cocok dengan anak – anak sekarang, termasuk GenZ, yang ingin praktis dan prakmatis. Bahkan tidak terdengar lonjakan trafik whatsapp atau aplikasi lain akibat ucapan idul fitri. Semua datar – datar saja.
Nampaknya cara GenZ dalam mengungkapkan ucapan idul fitri dan lebaran cukup berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka hanya mengirim ucapan – ucapan singkat, itu pun jika terpaksa karena tidak memungkinkan tatap muka. Mereka lebih senang janjian di suatu tempat, misalnya di cafe, di rumah makan atau di tempat – tempat publik lain, disitulah mereka memberi ucapan selamat.
Di media sosial juga serupa, tidak banyak ucapan idul fitri dan lebaran. Jika pun ada, itu dilakukan oleh generasi jadul yang masih belum beranjak dari tradisi lama mereka. sementara GenZ sama sekali tidak mengekespresikan melalui media sosial.
bagaimana dengan anda? Apakah mengikuti trend GenZ atau termasuk generasi jadul? Tidak ada yang salah koq, hanya soal cara dan kebiasaan yang berbeda.