Kecerdasan buatan (Artificial Intelegence, AI) digunakan untuk membuat lukisan, gambar, dan bahkan patung, yang sebagian dijual seharga ribuan dolar. Apakah kita perlu mengubah definisi seni kita?
https://www.bbc.com/future/article/20241018-ai-art-the-end-of-creativity-or-a-new-movement
Kalimat tersebut adalah cuplikan dari artikel di bbc.com, salah satu profesi, jika bisa disebut sebagai profesi, Seniman jelas terancam akan keberadaan AI, Seniman mungkin butuh berhari – hari, bahkan berminggu – minggu untuk membuat sebuah karya seni, tetapi AI bisa dengan sekejap bisa membuat karya seni yang setara hasil karya seniman.
Lebih lanjut di artikel tersebut mempertanyakan, Akankah algoritma AI akan mengakhiri kreativitas dan seni manusia, atau dapatkah mereka dimanfaatkan untuk menambah potensi kreatif kita sendiri?
Definisi seni dan karya seni yang selalu dan terus berubah membuat karya AI suatu saat juga bisa dianggap karya seni, sama seperti karya seni hasil kreatifitas manusia seperti kita kenal saat ini. Sama seperti karya seni terapan seperti gelas, piring, vas bunga yang dulu tidak dianggap karya seni, sekarang sudah dianggap karya seni. Hasil karya AI pun bisa saja dianggap karya seni, misalnya karya seni cabang AI.
Sama seperti bidang – bidang lain, banyak profesi yang tergeser karena kehadiran AI, Seniman juga terancam keberadaannya. Suatu saat seniman mungkin hanya mengerjakan karya – karya spesifik saja, sementara bidang seni lain sudah dikuasai AI. Akibatnya jelas sekali, mungkin suatu saat jumlah seniman akan menurun drastis seiring penetrasi seni berbasis AI. Meskipun jumlah seniman akan berkurang, tetapi diyakini tidak akan punah karena manusai tetap membutuhkan karya seni spesifik.
Untuk bisa bertahan, seniman dituntut untuk lebih kreatif, bahkan melebihi kemampuan AI, agar tetap survive menghadapi gempuran AI. Seniman dituntut untuk menciptakan hal – hal baru yang belum dibuat AI. Karena memang pada dasarnya AI tidak bisa menciptakan hal baru, AI belajar dari hal – hal yang sudah dipelajarinya untuk membuat sesuatu yang seolah – olah baru.
Seniman akan berada selangkah di depan AI dengan karya – karya baru dan spesifik meskipun untuk menciptakan karya – karya baru tersebut sangat tidak mudah. Tetapi jika bisa, harganya akan jauh melebihi harga karya seni ciptaan AI.
Tetapi sama seperti siklus kehidupan lain, karya seni ciptaan seniman ini tentu saja akan dipelajari oleh AI untuk kemudian diduplikasi dan diciptakan karya seni baru. Seniman akhirnya mau tidak mau harus menciptakan karya seni baru lagi. Sebuah siklus yang tentu saja sangat berat bagi seniman.