Melansir artikel dari BBC, dengan kutipan sebagai berikut
Riset menunjukkan 25% halaman web yang diposting antara tahun 2013 dan 2023 telah lenyap. Beberapa organisasi berlomba-lomba menyelamatkan echoes of web, tetapi risiko baru mengancam keberadaan mereka.
https://www.bbc.com/future/article/20240912-the-archivists-battling-to-save-the-internet
Bicara sejarah, kita bisa melihat dan menikmati candi Borobudur sebagai warisan dari wangsa Syailendra, kita juga bisa membaca kitab negarakertagama untuk melihat sejarah Singasari sampai Majapahit. Bahkan di perpustakaan nasional ada banyak buku tentang sejarah Indonesia dari masa ke masa, semuanya terdokumentasi lewat buku, lewat prasasti atau lewat monumen yang dibangun untuk peringatan tertentu. Dan semua itu bisa dibaca dan dilihat oleh generasi mendatang dengan mudah.
Tetapi itu dulu, warga internet atau biasa disebut netizen sekarang ini, untuk membuat tulisan, membuat prasasti atau monumen, semuanya dibuat di internet. Untuk mengabadikan namanya, dibuatlah domain. Untuk menulis, menyewa hosting. Untuk mengabadikan momen, mereka menggunakan media sosial untuk upload foto atau video.
Pertanyaannya, apakah semua itu akan bertahan lama? jawabannya jelas tidak. Banyak domain hosting yang bertumbangan, bahkan banyak situs besar yang dijamin tidak akan tumbang, ternyata juga tumbang. Apakah anda menyimpan arsip di Google drive? Apakah anda yakin bahwa Google drive akan selamanya menyimpan arsip anda?
Khawatirnya adalah bahwa generasi mendatang suatu ketika tidak bisa mengenal dan mengetahui sejarah kita pada saat ini karena minimnya dokumentasi (yang bertahan lama) dan minimnya bukti yang kita tinggalkan.
Mirip dengan sejarah majapahit yang bangunannya menggunakan batu bata dan kayu, sehingga mudah rusak oleh faktor alam sehingga tidak banyak peninggalan sejarah yang tersisa. Beda dengan jaman mataram kuno yang candi dan bangunannya terbuat dari batu sehingga sampai ribuan tahun bisa bertahan.
Manusia jaman sekarang malah sama sekali tidak meninggalkan peninggalan fisik, kebanyakan kita meninggalkan jejak berupa jejak digital. Jejak digital ini jauh lebih rentan musnah. Seperti kalimat pertama artikel ini, 25% halaman web antara 2013-2023 sudah hilang saat ini. Apalagi tahun – tahun sebelumnya, jauh lebih banyak yang hilang.
Apakah anda pernah bikin situs lewat Geocities? Geocities didirikan tahun 1994, sampai tahun 1999 diakuisisi oleh Yahoo!. Apakah arsip tulisan anda di Geocities masih ada saat ini? dijamin sudah musnah. Artinya arsip yang ditulis lewat Geocities sejak 1994 sudah musnah, tidak ada lagi jejaknya.
Masih ada banyak lagi lainnya, di dunia media sosial pasti anda tahu namanya Friendster. Friendster adalah raja media sosial yang didirikan tahun 2002. Apakah akun Friendster anda masih bisa diakses? Tentu saja tidak. Itlah yang terjadi.
Anak cucu kita tidak akan bisa melihat sejarah kita karena memang ‘usia’ sejarah kita sangat pendek. Mudah terhapus oleh waktu dan keadaan. Suatu ketika, generasi mendatang tidak akan lagi bisa melihat sejarah di jaman kita karena sejarah itu sudah terhapus oleh waktu dan keadaan. Sejarah kita memang berusia pendek.
Apakah kita hari ini masih bisa ‘menyelamatkan’ sejarah kita untuk dinikmati dan dipelajari generasi mendatang? Entah lah, arus jaman yang akan menjawabnya.