Celaka karena Google Map. Salah Siapa?

website sekolah

Hal ini terlihat konyol, tetapi itulah realita yang terjadi saat ini. Berita terbaru terjadi di India, tiga orang tewas ketika mobil yang mereka tumpangi tergelincir dari jembatan yang belum selesai dibangun dan jatuh ke dasar sungai di negara bagian Uttar Pradesh di utara. Mereka mengikuti panduan Google map sehingga sampai terjadi kecelakaan itu.

Perintiwa serupa, meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa, juga sering terjadi di Indonesia, Seperti diberitakan Kompas, Sebuah truk terjun ke sungai setelah pengemudinya, Agus Tri Pamungkas (23), menelusuri jalan yang direkomendasikan Google Maps. Truk terjun ke Sungai Wos sedalam 20 meter di perbatasan Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud-Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.

Sementara Beberapa driver ojek online mengeluh arahan Google Maps yang tak akurat. Mereka mengaku malah dibikin “nyasar” oleh aplikasi ini. Bahkan terkadang Google Maps malah membawa mereka menjauhi tempat pelanggannya.

Berita – berita ini memunculkan pertanyaan, apakah aplikasi navigasi seperti Google Maps turut bertanggung jawab atas insiden kecelakaan tersebut? Atau salah kita sendiri yang terlalu percaya dengan aplikasi navigasi semacam Google maps? Itulah yang akan kita bahas dalam artikel ini.

Netizen yang kebanyakan GenZ yang lahir dengan gadget di tangan, seringkali sangat tergantung dengan keberadaan aplikasi di gadgetnya. Termasuk ketergantungan pada Google map untuk mendapatkan panduan untuk menuju lokasi tertentu. Google maps memang sangat berguna bagi kita yang tidak tahu arah perjalanan, cukup buka aplikasi, kita cukup mengikuti rute yang disarankan.

Nah, dari pengalaman penulis, algoritma Google maps selalu mencarikan rute terdekat dengan tidak mempertimbangkan hal hal lain, misalnya kondisi jalan, keramaian yang ada dan sebagainya. Pengalaman penulis ketika menjelajah daerah Dampit Malang, diarahkan Google maps untuk lewat jalan – jalan sempit yang hanya selebar 2-3 meter, sehingga ketika berpapasan harus memperlambat laju kendaraan. Ketika jalan ditutup karena ada hajatan warga, Google maps tidak memberi solusi apapun sehingga harus berputar – putar tidak jelas.

Peristiwa – peristiwa kecelakaan akibat mengikuti panduan Google maps, biasanya karena terlalu percaya pada aplikasi google maps dengan tidak memperhatikan situas terkini. Panduan google maps diberikan juga karena input yang diberikan user pada waktu – waktu sebelumnya. Sehingga tidak selalu aktual.

Beberapa waktu yang lalu, seorang netizen membuat eksperimen dengan membawa puluhan smartphone yang membuka Google maps dan mengikuti panduan ke arah tertentu. Smartphone ini sengaja berjalan pelan di trotoar untuk melihat apa yang terjadi di Google maps. Seperti diduga, Google maps memperlihatkan jalanan yang dilalui oleh netizen tersebut langsung berwarna merah yang artinya terjadi kemacetan parah di lokasi tersebut. Padahal kenyataannya, bukan mobil yang menyebabkan kemacetan tersebut, tetapi hanya puluhan smartphone yang berjalan pelan.

Dari sejumlah peristiwa tersebut, kita harus mengambil pelajaran. Bahwa google maps memang sangat berguna, aplagi jika kita berada di daerah yang belum kita kenal, tetapi tidak bisa kita mempercayakan sepenuhnya ke google maps, haru kita gabungkan dengan realitas yang ada pada saaat itu.

Tetap memperhatikan Google maps dan tetap memperhatikan situasi dan kondisi di lapangan adalah hal yang bijak. Jika panduan Google maps kurang meyakinkan, kita bisa turun sejenak untuk bertanya kepada orang – orang di sekitar. Orang – orang di sekitar bisa jadi second opinion yang akan membantu kita membuat keputusan, apakah sebaiknya mengikuti Google maps atau tidak.

Klik untuk menilai!
[Total: 1 Rata-rata: 4]
Celaka karena Google Map. Salah Siapa?
Bagikan kami!

Tinggalkan Balasan

Kembali ke Atas