Telegram: Bebas tanpa batas, justru jadi masalah

banner bisnisant tips trik online, berita netizen dan informasi teknologi

Beberapa hari terakhir, dunia teknologi dihebohkan dengan berita penangkapan Pavel Durov, pendiri dan pemilik Telegram, aplikasi chat pesaing terdekat dari Whatsapp.

Penangkapan yang terjadi di Prancis ini, menurut berita, karena telegram terlalu bebas tanpa sensor yang membuat masalah keamanan dan aparat berwenang tidak memiliki akses yang cukup. Sehingga banyak penjahat cyber yang memanfaatkan telegram agar aman dari kejaran aparat di berbagai negara.

Bahkan pemilik telegram ini memindahkan kantor pusatnya ke Dubai Uni Emirat Arab karena tekanan dari pemerintah Rusia yang ingin sensor lebih ketat untuk telegram.

Bukan hanya terkait kejahatan, berita – berita hoax banyak disebar melalui telegram tanpa bisa disensor. Oleh karena itu, banyak propaganda yang di sebarkan dengan telegram tanpa tahu benar tidaknya.
Penulis sendiri berkali – kali mendapatkan penawaran menarik melalui telegram, dan pengalaman penulis juga, 100% penawaran ini adalah penipuan dan kepura-puraan.

Awalnya penawaran tidak melalui telegram, tetapi melalui media lain, misalnya sosial media atau whatsapp, tetapi setelah tertarik dengan penawaran ini, maka akan dialihkan melalui telegram dengan berbagai macam alasan.

Di sini lah, di telegram ini lah jurus penipuannya mulai dilancarkan. Dengan administrator perempuan cantik, padahal belum tentu perempuan juga, mereka mulai menawarkan program – program yang seolah – olah menggiurkan, dengan iming – iming keuntungan besar tetapi dengan syarat harus deposit.

Banyak jenis penipuan lain di telegram, kenapa di telegram? Karena alasan di atas, penipu lebih nyaman berada di telegram karena aparat keamanan tidak bisa melacak mereka, mereka memiliki enkripsi sendiri, bukan menggunakan enkripsi yang umum tersedia, sehingga benar – benar menutup kemungkinan pelacakan aktifitas kriminal mereka.

Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman penulis juga, sebaiknya kita menghindari telegram ini untuk aktifitas sehari – hari. Lebih baik menggunakan aplikasi lain yang jelas lebih aman dan nyaman untuk kita gunakan.

Kebebasan yang menjadi fitur unggulan telegram justru menjadi alat bagi para kriminal untuk melakukan kejahatan. Kebebasan sekaligus kerahasiaan ini justru menjadi bumerang bagi telegram yang identik dengan kejahatan dan kriminalitas.

Bahkan pendiri dan pemiliknya, Pavel Durov, ditangkap aparat keamanan karena dianggap memfasilitasi para kriminal ini untuk melakukan kejahatan dengan lebih mudah dan aman.

Atas nama demokrasi dan kebebasan berpendapat, mereka mengagungkan privacy dan kerahasiaan, tetapi jika demokrasi dan kebebasan berpendapat ini justru melanggar demokarsi untuk melakukan kejahatan, sudah seharusnya telegram ini ditutup.

Telegram: Bebas tanpa batas, justru jadi masalah
Bagikan kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas