Mengutip BBC Indonesia, Banyak netizen yang mengecam Israel dan mendukung Palestina, namun ada pula yang membela Israel sambil menuding kelompok Hamas sebagai pemicu gejolak.
Kendati perang narasi di dunia maya itu dipandang wajar, pengamat Timur Tengah, Trias Kuncahyono, mengingatkan agar semua postingan itu harus disampaikan secara dingin dan melihatnya secara rasional.
Kalau dilihat dan diamati, sebagian besar netizen Indonesia jelas berada di pihak Palestina, sesuai dengan sikap pemerintah yang jelas menginginkan Palestina merdeka. Riset dari Indonesia Indicator selama 7 hingga 15 Mei lalu menyimpulkan “masyarakat Indonesia merasa memiliki kedekatan dengan Palestina.”
Perang di media sosial ini juga tidak bisa dipandang remeh, justru propaganda – propaganda ini makan membentuk opini yang akan mempengaruhi pandangan dunia terhadap perang ini.
Terbentang jarak yang jauh tak menyurutkan semangat netizen Indonesia dalam agenda pembelaan terhadap Palestina. Sebagai negara yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia juga melahirkan brigade baru pembela Palestina yang diberi nama Brigade Hassan Bin Tsabit ke 9. Disebut ke 9 karena sudah ada 8 lainnya yang berjuang di Palestina. Yang ke-9 ini berada di Indonesia. Mereka berjuang di ranah dunia maya dengan memberikan statement – statement yang merusak mental dan moral mereka yang dianggap musuh.
Atas ulah netizen Indonesia inilah beberapa akun pribadi tentara Israel mengeluhkan serangan di sosial media mereka tutup akun atau bahkan di-hack oleh brigade pembela Palestina ini.
Di luar yang terorganisir di atas, jauh lebih banyak netizen Indonesia yang membela Palestina dan melakukan aktifitas menyebarluaskan berita – berita yang menyudutkan Israel dan membangkitkan semangat juang Palestina. Jika di facebook terasa agak sepi, di X posting nya sangat ramai dan saling balas.
Video – video yang tidak mungkin tayang di situs berita resmi, banyak bertebaran di media sosial , mereka melakukan counter terhadap pemberitaan – pemberitaan situs berita tersebut, apalagi beberapa situs berita tersebut lebih condong ke Israel.
Entah sampai kapan perang ini akan berakhir, perang di dunia maya justru akan terus dan mungkin akan selamanya akan terjadi.