Membaca artikel dari techno.okezome.com tentang penjualan PC (Personal Computer) dan laptop yang terus menurun di tahun 2023, kami jadi teringat ketika beberapa bulan yang lalu ketika kami mengunjungi sebuah mall yang merupakan pusat penjualan produk IT di Surabaya.
Tujuan kami pada waktu itu adalah ingin membeli sebuah PC rakitan untuk digunakan di rumah. Sambil menunggu PC nya dirakit, kami berbincang dengan penjualnya. Yang mengejutkan adalah penjualnya bercerita, kalau penjualan PC (apalagi yang rakitan) menurun drastis, bakan bisa dibilang ngedrop sekali. Sebulan, penjualan PC rakitan hanya 1-2 unit saja, sebuah angka yang miris sekali, padahal pada saat jaya – jayanya PC rakitan, sehari bisa 2-3 unit terjual.
Laptop pun tidak jauh beda, meskipun nasibnya masih sedikit lebih baik dari pada PC. Untuk PC Build up, hanya laku untuk kantor – kantor saja.
Setiap era punya cerita, setiap jaman punya idaman. Mungkin itulah yang paling menggambarkan kondisi pasar PC saat ini, nampaknya era PC sudah lewat, yang tersisa saat ini mungkin hanya untuk kebutuhan tertentu saja, yang mungkin saja suatu saat akan hilang secara perlahan.
Yang masih butuh PC bisa dihitung dengan jari, misalnya kantor dan sekolah untuk spesifikasi standar. Untuk spesifikasi tinggi masih dibutuhkan oleh para gamer, desainer grafis, rendering video untuk konten youtube san sejenisnya.
Ke depan, pasar PC masih belum akan mati, tetapi akan mengerucut ke ceruk pasar tertentu dengan penggunaan tertentu pula. Karena secara teknis, PC masih punya keunggulan. Jika terjadi trouble, lebih mudah memperbaikinya karena sifatnya yang modular, hanya perlu menggantu perangkat yang rusak saja tanpa harus mengganti unit secara keseluruhan.
Kehadiran smartphone dan tablet juga menggerus pasar PC, smartphone dan tablet bisa menggantikan hampir keseluruhan fungsi PC tetapi smartphone dan tablet jauh lebih portable sehingga generasi saat ini (GenZ) lebih memilih smartphone dan tablet.
Di mata GenZ, PC hanyalah barang ‘usang’ yang dipakai oleh orang – orang tua yang mobilitasnya rendah, tidak seperti GenZ yang sangat mobile sehingga juga butuh perangkat mobile. Bagi GenZ, PC mungkin lebih baik tempatnya di musium, bukan untuk kerja atau bergaya.
Dari kenyataan ini, kemungkinan PC tetap akan laku untuk pekerjaan – pekerjaan spesifik saja, akan menjadi barang ‘berharga’ bagi pekerja – pekerja bidang tertentu. Tetapi akan menjadi barang jadul bagi kebanyakan generasi yang lahir di era milenial ini.