GenZ yang lahir pada era digital, yang sejak lahir sudah “pegang” smartphone menurut survey terbaru, paling menyukai konten video jika dibanding dengan konten – konten jenis lain, misalnya teks, gambar , audio atau animasi.
Oleh karena itu, situs – situs penyedia video dan penyedia video sharing menjadi raksasa karena banyak diakses oleh GenZ ini. Lihat saja Youtube, TikTok, Instagram Reel , bahkan video facebook menjadi jujugan rutin GenZ ini.
Bahkan konten – konten berita, yang dahulu didominasi situs berita berbasis teks, sekarang ini mulai bergeser. GenZ lebih suka mencari berita di Tiktok atau Youtube dari pada di situs berita yang memang fokus di penyediaan berita seperti CNN, CNBC, atau seperti situs lokal seperti detik.com, tempo.co, tribunnews.com , kompas.com dll.
Hal menarik ini harus menjadi perhatian bagi para konten kreator. Kita tidak bisa mengabaikan pergeseran trend ini. Konten kreator yang kreatif, perlu mempertimbangkan untuk membuat konten berbasis video. Konten video memang lebih kuat dalam hal persepsi image, karena menggabungkan semua jenis konten yang ada sebelumnya.
Hanya saja, beralih ke konten video tidak semudah membalik tangan. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk membuat konten video. Kadang – kadang, konten yang menarik secara teks atau image, setelah berubah format menjadi video, justru malah tidak menarik karena pengambilan sudut pandang yang tidak tepat.
Konten video juga harus kompak dan padat, karena konten video harus memuat semua hal yang akan ditampilkan. Jika konten gambar hanya membutuhkan satu “frame” saja, maka konten video butuh ribuan “frame” agar bisa ditampilkan lebih menarik.
Konten video juga butuh “narasi” yang tepat, narasi dalam bentuk teks, jika dibaca oleh penyaji di video, harus menggunakan intonasi yang tepat dan dengan ilustrasi yang tepat pula. Jadi banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum beralih ke konten video.
Jika memungkinkan, untuk membuat konten video dibutuhkan sebuah tim. Tim ini bisa berbagi tugas agar pembuatan konten menjadi lebih mudah dan lebih menarik, terutama bagi GenZ. Riset dengan melihat video – video viral bisa jadi pilihan untuk dijadikan referensi bagaimana membuat konten video yang menarik.
Satu tanggapan pada “GenZ Paling Suka dengan Konten Video”